Kamis, 13 September 2012

Materi Sosiologi kelas XI IPS Semester 1

-->
STRUKTUR SOSIAL (MATERI SOSIOLOGI KELAS XI IPS SEMESTER I)
A. Pengertian stratifikasi sosial
a. Definisi stratifikasi sosial berdasarkan pendapat para ahli
Kata stratifikasi sosial berasal dari bahasa latin, yaitu stratum yang berarti tingkatan dan socius yang berarti teman atau masyarakat.
Menurut pendapat ahli:
1. Menurut pitirim A. Sorokin (1959), bahwa social stratification is permanent characteristic of any organized social group, yang artinya stratifikasi sosial merupakan ciri yang tetap pada setiap kelompok sosial yang teratur.
2. Paul B. Horton dan Chester L. Hunt, stratifikasi sosial berarti sistem perbedaan status yang berlaku dalam suatu masyarakat.
3. Astried S. Susanto, stratifikasi sosial adalah hasil kebiasaan hubungan antar manusia secara teratur dan tersusun sehingga setiap orang, setiap saat mempunyai situasi yang menentukan hubungannya dengan orang secara vertikal maupun horozontal dalam masyarakatnya.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Stratifikasi Sosial adalah pembedaan masyarakat ke dalam kelas-kelas secara vertikal, yang diwujudkan dengan adanya tingkatan masyarakat dari yang paling tinggi sampai yang paling rendah.
b. Faktor penyebab stratifikasi sosial.
Beberapa kondisi umum yang mendorong terciptanya stratifikasi sosial dalam masyarkar menurut Huky (1982);
1. Perbedaan ras dan budaya, perbeedaan cirri biologis seperti warna kulit, latar belakang etnis dan budaya pada masyarakat tetentu mengakibatkan kelas-kelas tertentu.
2. Pembagian tugas yang tersepesialisasi, perbedaan posisi atau status dalam stratifikasi sosial dalam pembagian kerja ini terdapat dalam setiap masyarkaat.
3. Kelangkaan, stratifikasi lambat laun terjadi karena alokasi hak dan kekuasaan yang jarang atau langka. Kelangkaan ini terasa bila masyarakat mulai membedakan posisi, alat kekuasaan dan fungsi-fungsi yang ada dalam waktu sama.
c. Dasar stratifikasi sosial
1. Ukuran kekayaan, seseorang yang memiliki kekayaan paling banyak akan menempati pelapisan teratas.
2. Ukuran kekuasaan, seseorang yang memiliki kekuasaan atau mempunyai wewenang terbesar akan menempati pelapisan yang tinggi dalam pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan.
3. Ukuran kehormatan, orang yang dihormati dan disegani akan mendapatkan tempat pelapisan yang tinggi dan ini biasanya terdapat pada masyarakat yang masih tradisional.
4. Ukuran ilmu pengetahuan, digunakan sebagai salah satu faktor atau dasar pembentukan pelapisan sosial di dalam masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan.
d. Unsur-unsur stratifikasi sosial
(1) Status atau kedudukan
Paul B. Horton mendefinisikan status atau kedudukan sebagai suatu posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial.
(a) Ascribed Status merupakan kedudukan yang diperoleh seseorang melalui kelahiran.
(b) Achieved status merupakan status atau kedudukan seseorang yang diperoleh melalui usaha-usaha yang disengaja.
(c) Assigned status merupakan status atau kedudukan yang diberikan.
(2) Peranan
Menurut Soerjono Soekanto dalam peranan setidaknya mencakup tiga hal, yaitu sebagai berikut:
(a) Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat.
(b) Peranan sebagai konsep mengenai apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.
(c) Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat.
e. Sifat stratifikasi sosial
1. Stratifikasi Sosial Tertutup
Membatasi kemungkinan seseorang untuk pindah dari satu lapisan ke lapisan yang lain, baik lapisan atas maupun lapisan bawah.
2. Stratifikasi Sosial Terbuka
Setiap anggota masyarakat mempunyai kesempatan untuk naik ke lapisan sosial yang lebih tinggi karena kemampuan dan kecakapanya sendiri, atau turun ke lapisan sosial yang lebih rendah bagi mereka yang tidak cakap dan tidak beruntung.
3. Stratifikasi Sosial Campuran
Ada kemungkinan di dalam suatu masyarakat terdapat unsur-unsur dari gabungan kedua sifat pelapisan sosial.
f. Wujud stratifikasi sosial
1. Kriteria ekonomi
Stratifikasi ekonomi akan membedakan warga masyarakat menurut penguasaan dan kepemilikan materi. Kriteria ekonomi selalu berkaitan dengan aktivitas pekerjaan, kepemilikan atau kedua-duanya.
2. Kriteria sosial
Dengan memahami stratifikasi masyarakat berdasarkan kriteria sosial, orang akan mudah memahami peristiea atau gejala-gejala yang terjadidi dalam masyarakat.
3. Kriteria politik
Pelapisan dalam masyarakat berdasarkan kriteria politik berarti pembedaan penduduk atau warga masyarakat menurut pembagian kekuasaan. Sebagai dasar pembentukan pelapisan sosial, kekuasaan berbeda dari kriteria lain, yaitu ekonomi dan kedudukan sosial. Dapat dikatakan kekuasaan merupakan suatu unsur yang khusus dalam pelapisan sosial.
1. Lima kriteria stratifikasi sosial menurut Talcott Parson
Talcott Parsons menyebutkan lima kriteria tinggi rendahnya status seseorang, yaitu:
A) Kriteria kelahiran: meliputi faktor ras, jenis kelamin, kebangsawanan, dan sebagainya.
B) Kriteria kualitas pribadi : meliputi kebijakan, kearifan, kesalehan, kecerdasan, usia dan sebagainya.
C) Kriteria prestasi : meliputi kesuksesan usaha, pangkat dalam pekerjaan, prestasi belajar, prestasi kerja, dan sebagainya.
D) Kriteria pemilikan: meliputi kekayaan akan uang dan harta benda.
E) Kriteria otoritas : yaitu kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain sehingga pihak lain tersebut bertindak seperti yang diinginkan.
2. Tujuh pedoman untuk memahami terbentuknya stratifikasi sosial
A. Distribusi hak-hak istimewa yang obyektif, seperti menentukan penghasilan, tingkat kekayaan, keselamatan dan wewenang pada jabatan/pangkat
B. Sistem pertanggaan (tingkatan) pada strata yang diciptakan masyarakat yang menyangkut prestise dan penghargaan, misalnya pada seseorang yang menerima anugerah penghargaan/gelar/kebangsawanan, dan sebagainya.
C. Kriteria sistem pertentangan, yaitu apakah didapat melalui kualitas pribadi,keanggotaan kelompok, kerabat tertentu, kepemilikan, wewenang atau kekuasaan.
D. Penentu lambang-lambang (simbol status) atau kedudukan, seperti tingkah laku, cara berpakaian dan bentuk rumah.
E. Tingkat mudah tidaknya bertukar kedudukan.
F. Alat solidaritas diantara individu-individu atau kelompok yang menduduki sistem sosial yang sama dalam masyarakat.
3. Cara terbentuknya stratifikasi sosial
1) Terbentuk dengan sendirinya, sesuai dengan perkembangan masyarakat yang bersangkutan. Misal kepandaian, tingkat umur, jenis kelamin, keturunan, sifat keaslian keanggotaan kerabat seorang kepala masyarakat dan harta kekayaan.
2) Dengan sengaja disusun, untuk mengejar tujuan tertentu. Misal pada organisasi formal pemerintahan, perusahaan, partai politik, perkumpulan, angkatan bersenjata, dan sebagainya.
4. Tujuh sifat masyarakat kasta/feodal
A. Keanggotaannya diperoleh melalui warisan dan kelahiran sehingga seseorang secara otomatis dan dengan sendirinya memiliki kedudukan seperti yang dimiliki orang tuanya.
B. keanggotaannya berlaku seumur hidup.
C. Perkawinannya bersifat endogami
D. Hubungan dengan kasta lain terbatas
E. Kesadaran dan kesatuan suatu kasta, identifikasi anggota kepada kastanya, penyesuaian diri yang ketat terhadap norma-norma kastanya.
F. Kasta terikat oleh kedudukan yang sevara tradisional telah ditentukan
G. Prestise suatu kasta benar-benar diperhatikan
5. Empat wujud solidaritas dari suatu kelas strata yang sama
A. Cara Berpakaian
B. Tempat Tinggal
C. Cara berbicara
D. Pendidikan
6. Alasan stratifikasi yang digambarkan dengan bagian kerucut
Stratifikasi sosial digambarkan dalam bentuk kerucut, hal ini berkaitan dengan jumlah warga masyarakat yang dapat digolongkan ke dalam kelas tersebut. Semakin tinggi kelas, semakin sedikit warga masyarakat yang masuk di dalamnya, sebaliknya semakin rendah kelas semakin banyak warga masyarakat yang digolongkan di dalamnya, Hal ini berlaku untuk kriteria sosial, politik dan ekonomi. Semua hal itu terjadi karena berhubungan dengan adanya prestise atau gengsi. Suatu pekerjaan bagi seseorang tidak sekedar berhubungan dengan berapa jumlah uang yang diterimanya sebagai gaji, tetapi juga status sosial yang dinikmati melalui pekerjaan itu.
1. Cara terbentuknya stratifikasi sosial
1) Terbentuk dengan sendirinya, sesuai dengan perkembangan masyarakat yang bersangkutan. Misal kepandaian, tingkat umur, jenis kelamin, keturunan, sifat keaslian keanggotaan kerabat seorang kepala masyarakat dan harta kekayaan.
2) Dengan sengaja disusun, untuk mengejar tujuan tertentu. Misal pada organisasi formal pemerintahan, perusahaan, partai politik, perkumpulan, angkatan bersenjata, dan sebagainya.
2. Tiga sifat stratifikasi sosial dengan gambar
1. Stratifikasi Sosial Tertutup
Membatasi kemungkinan seseorang untuk pindah dari satu lapisan ke lapisan yang lain, baik lapisan atas maupun lapisan bawah.
2. Stratifikasi Sosial Terbuka
Setiap anggota masyarakat mempunyai kesempatan untuk naik ke lapisan sosial yang lebih tinggi karena kemampuan dan kecakapanya sendiri, atau turun ke lapisan sosial yang lebih rendah bagi mereka yang tidak cakap dan tidak beruntung.
3. Stratifikasi Sosial Campuran
Ada kemungkinan di dalam suatu masyarakat terdapat unsur-unsur dari gabungan kedua sifat pelapisan sosial.
3. Tujuh sifat masyarakat kasta/feodal
A. Keanggotaannya diperoleh melalui warisan dan kelahiran sehingga seseorang secara otomatis dan dengan sendirinya memiliki kedudukan seperti yang dimiliki orang tuanya.
B. keanggotaannya berlaku seumur hidup.
C. Perkawinannya bersifat endogami
D. Hubungan dengan kasta lain terbatas
E. Kesadaran dan kesatuan suatu kasta, identifikasi anggota kepada kastanya, penyesuaian diri yang ketat terhadap norma-norma kastanya.
F. Kasta terikat oleh kedudukan yang secara tradisional telah ditentukan
G. Prestise suatu kasta benar-benar diperhatikan
4. Alasan stratifikasi yang digambarkan dengan bagian kerucut
Stratifikasi sosial digambarkan dalam bentuk kerucut, hal ini berkaitan dengan jumlah warga masyarakat yang dapat digolongkan ke dalam kelas tersebut. Semakin tinggi kelas, semakin sedikit warga masyarakat yang masuk di dalamnya, sebaliknya semakin rendah kelas semakin banyak warga masyarakat yang digolongkan di dalamnya, Hal ini berlaku untuk kriteria sosial, politik dan ekonomi. Semua hal itu terjadi karena berhubungan dengan adanya prestise atau gengsi. Suatu pekerjaan bagi seseorang tidak sekedar berhubungan dengan berapa jumlah uang yang diterimanya sebagai gaji, tetapi juga status sosial yang dinikmati melalui pekerjaan itu.
1. Cara terbentuknya stratifikasi sosial
1) Terbentuk dengan sendirinya, sesuai dengan perkembangan masyarakat yang bersangkutan. Misal kepandaian, tingkat umur, jenis kelamin, keturunan, sifat keaslian keanggotaan kerabat seorang kepala masyarakat dan harta kekayaan.
2) Dengan sengaja disusun, untuk mengejar tujuan tertentu. Misal pada organisasi formal pemerintahan, perusahaan, partai politik, perkumpulan, angkatan bersenjata, dan sebagainya.
2. Tiga sifat stratifikasi sosial dengan gambar
1. Stratifikasi Sosial Tertutup
Membatasi kemungkinan seseorang untuk pindah dari satu lapisan ke lapisan yang lain, baik lapisan atas maupun lapisan bawah.
2. Stratifikasi Sosial Terbuka
Setiap anggota masyarakat mempunyai kesempatan untuk naik ke lapisan sosial yang lebih tinggi karena kemampuan dan kecakapanya sendiri, atau turun ke lapisan sosial yang lebih rendah bagi mereka yang tidak cakap dan tidak beruntung.
3. Stratifikasi Sosial Campuran
Ada kemungkinan di dalam suatu masyarakat terdapat unsur-unsur dari gabungan kedua sifat pelapisan sosial.
3. Tujuh sifat masyarakat kasta/feodal
A. Keanggotaannya diperoleh melalui warisan dan kelahiran sehingga seseorang secara otomatis dan dengan sendirinya memiliki kedudukan seperti yang dimiliki orang tuanya.
B. keanggotaannya berlaku seumur hidup.
C. Perkawinannya bersifat endogami
D. Hubungan dengan kasta lain terbatas
E. Kesadaran dan kesatuan suatu kasta, identifikasi anggota kepada kastanya, penyesuaian diri yang ketat terhadap norma-norma kastanya.
F. Kasta terikat oleh kedudukan yang secara tradisional telah ditentukan
G. Prestise suatu kasta benar-benar diperhatikan
4. Alasan stratifikasi yang digambarkan dengan bagian kerucut
Stratifikasi sosial digambarkan dalam bentuk kerucut, hal ini berkaitan dengan jumlah warga masyarakat yang dapat digolongkan ke dalam kelas tersebut. Semakin tinggi kelas, semakin sedikit warga masyarakat yang masuk di dalamnya, sebaliknya semakin rendah kelas semakin banyak warga masyarakat yang digolongkan di dalamnya, Hal ini berlaku untuk kriteria sosial, politik dan ekonomi. Semua hal itu terjadi karena berhubungan dengan adanya prestise atau gengsi. Suatu pekerjaan bagi seseorang tidak sekedar berhubungan dengan berapa jumlah uang yang diterimanya sebagai gaji, tetapi juga status sosial yang dinikmati melalui pekerjaan itu.
13 Agustus 2011
Kategori: makalah perkuliahan . . Penulis: datujatmiko

Tidak ada komentar:

Posting Komentar